Strategi Kementerian Pertanian Untuk Meningkatkan Produksi Tebu Dan Mencapai Swasembada Gula Pada Tahun 2024

Liputan6.com, Kementerian Pertanian (Kementan) DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya dan kewaspadaan untuk memenuhi ketersediaan dan kebutuhan gula nasional melalui Ditjen Perkebunan. Kementerian Pertanian dan Kehutanan mendorong peningkatan produksi gula melalui pemekatan dan konsentrasi tebu untuk mencapai swasembada konsumsi gula pada tahun 2024.

Meski menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan produk tebu, pemerintah tidak berhenti mencari solusi yang tepat untuk mendorong dan meningkatkan produksi tebu dan gula.

baca juga

General Manager Peternakan Andy Nour Alam Syah mengatakan produksi harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan nasional dan mengantisipasi kemungkinan krisis global.

Untuk mencapai swasembada konsumsi gula pada tahun 2024, Kementerian Pertanian dan Kehutanan berupaya memperluas areal penanaman tebu, mengosongkan tikus dan memperkuat kepedulian untuk meningkatkan produksi gula,” ujarnya. Andy Noor baru-baru ini mengajar wisatawan di Jakarta.

Selain itu, pemerintah juga menjelaskan melakukan percepatan produksi dengan menyiapkan bibit (benih) tebu berdasarkan grade dan sortasi varietas, menerapkan sistem pengadaan tebu (SPT) sesuai rekomendasi yang dikeluarkan, dan menerapkan pola kemitraan PG untuk tahap pertama. departemen peternakan. , Selain memanfaatkan lahan tidur atau lahan Berhutani dengan menggandeng pengelola lahan untuk menekan biaya sewa lahan.

Ia berharap berbagai upaya dan langkah strategis yang kita lakukan akan berdampak signifikan pada peningkatan produksi sehingga dapat memenuhi kebutuhan tebu dan tebu nasional.

Pada kesempatan lain, Ardi Pravtono, Direktur Tanaman Semusim dan Penyedap Direktorat Perkebunan Kementerian Pertanian, mengatakan pemerintah Indonesia juga mencanangkan program bioetanol tebu.

Ia menjelaskan, selain upaya mewujudkan swasembada gula nasional baik untuk konsumsi maupun industri, pemerintah Indonesia meluncurkan bioetanol dalam program ketahanan energi tebu pada November 2022.

RD juga menyebut program tersebut sebagai solusi untuk meningkatkan produksi bioethanol nasional pada tahun 2030. Bioetanol tebu dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar minyak bensin.

“Ini potensi yang sangat besar. Energi yang dihasilkan dari 1 ton tebu setara dengan 1,2 barel minyak mentah. Bioetanol tebu tidak hanya akan meningkatkan ketahanan energi Indonesia, tetapi juga akan merangsang petani dan pabrik gula untuk meningkatkan kualitas tebu diproduksi, silakan,” harapnya.

Provinsi Jawa Timur dikenal sebagai provinsi dengan produksi gula dan tebu tertinggi. Menurut Ardi, peningkatan produksi ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk berswasembada gula.

“Kami berharap petani dapat menghasilkan bibit tebu yang berkualitas dengan hasil yang baik bekerjasama dengan balai penelitian dan instansi terkait tentunya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Menurutnya, petani tebu bisa memulai usaha di sektor bahan baku gula. Untuk itu, baik petani maupun pihak terkait lainnya perlu meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi serta penggunaan digitalisasi dalam pengembangan tebu.

“Tentunya hasil yang diharapkan dari kebijakan ini adalah peningkatan produksi gula nasional yang salah satunya dapat membantu mengurangi ketergantungan gula impor, sehingga dapat mengurangi impor gula di masa mendatang dan memenuhi kebutuhan konsumsi gula nasional. swasembada di tingkat nasional,” jelasnya.

Ardi juga menjelaskan banyak dampak positif yang dirasakannya, seperti meningkatnya animo petani tebu terhadap pasokan bahan baku gula yang berkualitas dan berkualitas serta meningkatnya kesejahteraan petani tebu.

“Manfaat lain dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan daya saing industri gula berbasis tebu Indonesia yaitu membaik dari segi investasi, penawaran dan permintaan bahan baku tebu serta kualitas gula yang dihasilkan,” ujarnya.

Petani tebu di Jawa Tengah mengapresiasi bantuan pemerintah, khususnya Program Perluasan Tebu Kementerian Pertanian untuk mencapai swasembada gula. Kegiatan ekspansi diyakini telah menggerakkan perekonomian karena memberdayakan banyak anggota masyarakat, terutama pekerja pertanian dan penebangan, meningkatkan pendapatan petani.

(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *