Saya Merasa Seperti Warga Desa Bahari Yang Bahkan Dicap Sebagai Kota Narkoba

0

Kampung Bahari di Tanjung Priok, Jakarta Utara dikenal sebagai ‘Kota Narkoba’.

Alamat itu membuat warga merasakan dampaknya, mulai dari ditolak perusahaan hingga tidak bisa pesan ojek online (ojol).

Andy (nama samaran) mengetahui bahwa warga cinta99 menolak bergabung dengannya karena mereka tahu dia tinggal di Kampung Bahari. Bagaimanapun, ini terjadi beberapa waktu lalu.

Saat itu, seorang warga melamar ke pabrik wadah plastik. Setelah serangkaian tes, dia dinyatakan gagal hanya karena alamatnya di Kampung Bahari.

Saat dihubungi , Andy mengatakan, “Kalau ada warga yang mendukung karena virus narkoba, pasti akan ditolak begitu pihak PT mengetahui warga Kampung Bahari pasti tidak akan memakainya”. (12 Desember 2022).

Andy mengatakan, stigma terhadap Kampung Bahari merugikan warga lainnya. Padahal, tidak semua warga melakukan bisnis ilegal.

“Tidak semua orang terlibat narkoba, tapi masyarakat Kampung Bahari juga memiliki pendidikan yang baik dan rata-rata lulusan SMA banyak,” kata Andy.

Namun, setahu dia, hanya beberapa warga yang ditolak perusahaan karena berasal dari Kampung Bahari. Beberapa dari mereka kini telah menemukan pekerjaan lain untuk mencari nafkah.

“Tidak semuanya ditolak. Banyak yang tidak ditolak,” ujarnya.

Sulit memesan osol di malam hari

Bahkan, karena stigma yang melekat pada kota narkoba, saat masyarakat Kampung Bahari meminta ‘Ozol’, mereka menolak. Andy mengatakan layanan ojol tidak bisa dipesan setelah pukul 21.00 WIB.

Alasannya, pengemudi takut dirampok oleh penduduk setempat. Sebagai warga, Andy mengatakan bahwa saat mereka membutuhkan Ozol di malam hari, kondisi tersebut sangat merugikan mereka.

“Ya, karena kami tahu dia terancam punah di Kampung Bahari,” kata Andy.

Para pengemudi Ozol merasa aman karena masih banyak warga yang beraktivitas di siang hari. Namun saat malam tiba, mereka memblokir semua permintaan dengan Kampung Bahari.

“Kalau pesan Grab ke Kampung Bahari jam 21.00 WIB atau 22.00 WIB tidak akan pernah mau dan ditolak.”

Andy mengatakan, pengemudi ojol sering dirampok di kawasan Blok A2. Tak hanya itu, mereka juga dipukuli oleh beberapa warga. Bahkan hingga kini, Andy mengatakan ojol tak mau lagi menerima pesanan dari kotanya pada malam hari.

“Intinya di A2 banyak kriminalitas. Selama ini para ojol tidak mau jemput penumpang di malam hari,” jelas Andy.

Padahal, warga sangat mengkhawatirkan peredaran narkoba yang berakar di Kampung Bahari. Namun, usaha mereka untuk lepas dari julukan ‘kota narkoba’ tak pernah berhasil. Warga bahkan mengancam pedagang.

Andy berkata, “Saya sangat khawatir tentang kita, tapi apa yang bisa kita lakukan bersama? Ini sulit. Dia (pengedar narkoba) memiliki banyak koneksi, dan itu mengganggu saya, terutama ketika orang membicarakannya dan jatuh di depan mata.” dia.” Ketika saya meneleponnya beberapa waktu lalu.

Andy sendiri mengaku merasa lebih aman setelah kota itu berada di bawah pengawasan polisi. Sebelum kantor polisi didirikan, daerah yang dikenal penduduk setempat sebagai rel kereta api (Summeril) digunakan secara rutin di Nyabo. Baru-baru ini, itu diubah menjadi kantor polisi untuk memantau daerah tersebut.

Andy juga berharap polisi terus menindak peredaran narkoba di Kampung Bahari.

“Sangat aman dengan polisi, bukankah begitu di sekitar bar? Dulu ada perkelahian dan narkoba, dan untungnya tidak ketika ada polisi,” dia mengakhiri.

Perintis Desa Laut

Menurut catatan , Kampung Bahari kerap digerebek polisi terkait kasus peredaran narkoba. Dan baru-baru ini, polisi menggerebek Kampung Bahari pada Jumat (12/9/2022).

Dari penggerebekan itu, polisi mendapatkan barang bukti berupa sabu seberat 13,74 gram.

Kepala Satuan Narkoba Polres Jakarta Utara Kumpul Salamit Riyanto mengatakan, komplotannya telah menangkap 12 tersangka pengguna narkoba secara langsung.

“Berbagai alat yang digunakan untuk penggunaan sabu, parang, dan petasan berhasil kami amankan yang digunakan untuk menyerang petugas,” kata Salamit kepada di Polres Jakarta Utara, Jumat.

Menengok ke belakang sebulan, yakni November 2022, polisi juga beberapa kali melaporkan hasil penggeledahan dan penyitaan kota-kota narkoba.

Mereka menangkap 6 pengguna narkoba pada 30 November 2022 dan memperoleh 116,97 gram sabu.

Sebelumnya, polisi juga mengamankan 2,57 gram sabu hasil penggeledahan dan penyitaan pada 21 November 2022. Kemudian, pada 17 November 2022 diperoleh 0,61 gram sabu dari 5 pengguna narkoba di Kampung Bahari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *