Pidato Airlanga Yang Diusung Aliansi Besar, Golkar: Tokoh Sentral Dalam Polarisasi

Liputan6.com, Jakarta – Ketua DPP Golkar Lamhot Sinaga mengatakan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto kemungkinan besar akan naik sebagai calon presiden atau wakil presiden dalam koalisi besar jika aliansi tersebut terbentuk.
Menurutnya, Airlangga merupakan sosok yang tepat di tengah upaya menghentikan polarisasi sosial yang juga menjadi visi Aliansi Indonesia Bersatu.
“Pak Airlangga sekarang adalah sosok yang sangat penting, angka yang bisa diterima oleh kanan atau kiri. Pak Airlangga sekarang adalah angka yang bisa diterima oleh partai politik mana pun. Ini yang coba kami hadirkan,” kata Lamhot saat dihubungi. dihubungi pada hari Selasa. , jika dihubungi pada Selasa (11 April 2023).
Menurut anggota Komite VII DPR RI, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga bisa jadi calon kuat yang akan diusung menjadi presiden atau wakil presiden nanti dalam koalisi besar.
Lamhot mencontohkan banyak capaian yang menjadikan Airlangga sebagai lokasi yang strategis, terutama setelah berhasil menjaga perekonomian negara di tengah ketidakpastian seperti pandemi yang baru-baru ini mengguncang ekonomi global.
Menurut Lamhot, capaian tersebut sejalan dengan apa yang dibahas di Aliansi Besar, yakni melanjutkan kiprah pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Dengan berlanjutnya pembangunan, tentunya kita bisa melihat rekam jejak Pak Airlangga sebagai Menko Perekonomian. Jadi menurut saya Pak Airlangga sangat layak dalam konteks Jokowi terus membangun. Ini usulan yang akan dilakukan Golkar nanti. “.
“Kalau bicara standar, perkembangan selanjutnya di Jokowi dan Airlangga adalah angka yang sempurna,” kata Lamhot.
Namun Lamhot mengatakan masih terlalu dini untuk membahas siapa yang akan dicalonkan sebagai presiden dan wakil presiden dalam koalisi besar.
Menurut Lamhot, hal pertama yang harus dilakukan adalah menyamakan keragu-raguan agar nantinya kepengurusan koalisi memiliki visi yang sama.
“Yang perlu kita lakukan saat itu adalah menyamakan frekuensi, terutama dengan Gerindra dan PKB, koalisi Indonesia Raya. Tentu saja, soal calon presiden dan wakil presiden adalah PDIP, jika nanti mereka bergabung dengan Grand Koalisi”Tapi untuk saat ini kita belum dalam tahap memperdebatkan siapa calon presiden dan siapa calon wakil presiden,” kata Ramhort.
Selain koordinasi frekuensi dan visi, aliansi belum membahas pihak mana yang akan memimpin aliansi.
Dalam hal ini, Ramhot menegaskan Golkar seharusnya memimpin koalisi, mengingat Golkar meraih kursi lebih banyak dari empat partai lainnya, Girendra, Partai Rakyat, Partai Rakyat Pakistan, dan PKK.
“Dari segi ketersediaan kursi, Golkar meraih kursi terbanyak, jadi sudah selayaknya Golkar memimpin koalisi besar ini,” kata Lamhot.