Minggu, 26 Februari 2023 Cuaca Hari Ini: Waspadai Hujan Di Jakarta Malam Ini

0

Liputan6.com, Jakarta – Cuaca hari ini, Minggu (26 Februari 2023), langit pagi Jakarta akan berawan dengan intensitas hujan ringan.

Hanya Jakarta Selatan dan Jakarta Timur yang diperkirakan berawan pada pagi ini, sedangkan wilayah lainnya akan diguyur hujan ringan.

baca juga

Sore hari, hujan ringan diperkirakan terjadi di hampir seluruh wilayah Jakarta, ibu kota, dan peringatan badai telah dikeluarkan untuk Jakarta Selatan, kecuali Pulau Seribu Awan.

Menurut prakiraan cuaca yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan deras diperkirakan akan mengguyur langit Jakarta malam ini tanpa terkecuali.

“Waspadai kemungkinan hujan disertai petir dan angin kencang di wilayah Jakarta Barat dan Selatan pada sore hari serta wilayah Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu dini hari,” bunyi peringatan dini BMKG yang dimulai pada Kamis. . Website resminya adalah www.bmkg.go.id.

Bekasi, Jawa Barat yang merupakan buffer zone diperkirakan akan berawan pada siang hari dengan hujan ringan pada pagi dan sore hari ini. Berbeda dengan Depok di Jawa Barat yang diperkirakan akan hujan ringan sepanjang hari.

Kemudian di Bogor, Jawa Barat, pagi ini diperkirakan hujan ringan, siang hari hujan sedang, namun malam ini berawan.

“Sebagian wilayah Kabupaten & Kota Bogor, Kabupaten & Kota Sukabumi dan Kabupaten Xi’anjur harus mewaspadai kemungkinan hujan disertai petir dan angin kencang hingga sore hari,” kata BMKG.

Bahkan di Kota Tangerang Banten, tidak jauh berbeda dari pagi hingga siang hari.

“Waspadai kemungkinan hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang di sebagian besar wilayah Kabupaten Pandeglang, Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kota Serang, Kabupaten Tangerang Tengah dan Selatan, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang.” Baca peringatan dini BMKG.

Berikut informasi lengkap prakiraan cuaca wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Zapoditapek), dilansir Liputan6.com dari situs resmi BMKG.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca buruk akan terjadi di sebagian wilayah Indonesia pada 22-28 Februari 2023. Oleh karena itu, masyarakat harus memperhatikan bencana alam hidrometeorologi.

Anomali adalah kondisi iklim yang tidak biasa dan sangat jarang terjadi pada waktu dan tempat tertentu, terutama yang berpotensi menimbulkan bencana, mengganggu kehidupan sosial, atau menimbulkan korban jiwa.

Menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kejadian cuaca ekstrem menjadi sangat sering terjadi selama 30 tahun terakhir.

Peristiwa cuaca ekstrem tersebut terjadi di beberapa provinsi besar di Indonesia, antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Faktor pertama penyebab cuaca ekstrim adalah aktifnya monsun Asia yang secara periodik berhembus dari benua Asia melalui Indonesia hingga ke benua Australia.

Indonesia terletak di garis khatulistiwa yang terpengaruh oleh angin tersebut. Angin periodik menandakan bahwa musim hujan di Indonesia masih berlanjut.

Cuaca ekstrim yang terus berlanjut di Indonesia akan mengakibatkan pola konvergen dan kecepatan angin yang melambat di berbagai wilayah.

Dengan demikian, uap air yang berubah menjadi awan hujan akan terkonsentrasi di daerah yang curahan airnya lebih padat. Akibat konvergensi dan perlambatan ini, hujan lebat dan berkepanjangan dapat terjadi.

Faktor terakhir adalah suhu permukaan laut yang hangat di Indonesia dan sekitarnya, yang memungkinkan air menguap dengan mudah dan terkumpul dalam awan hujan, menghasilkan uap air yang cukup banyak sehingga membentuk awan hujan dan membentuk fenomena atmosfer. gelombang pasang.

Gelombang cuaca ini dapat meningkatkan peluang hujan karena udara lembab di banyak wilayah Indonesia.

Yang dapat diakibatkan oleh cuaca buruk di Indonesia adalah hujan lebat disertai petir dan angin kencang, atau biasa disebut badai petir. Hujan deras dapat menyebabkan banjir, tanah longsor, dan puting beliung. Fenomena cuaca paling ekstrim saat musim hujan adalah angin puting beliung.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyediakan sejumlah langkah untuk mengantisipasi kejadian cuaca buruk, terutama melalui pembentukan pusat kesiapsiagaan, pemantauan informasi cuaca yang cermat, dan peringatan dini dari BMKG dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi. Geohazards digunakan untuk mengetahui perkembangan terbaru dalam konteks.

Selain itu, pemerintah kota dan jajarannya harus menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menghadapi banjir dan tanah longsor yang disebabkan oleh cuaca buruk.

Dalam hal ini, pertimbangan harus diberikan untuk menyebarluaskan informasi tentang kemungkinan bencana kepada masyarakat melalui saluran informasi seluas-luasnya.

Daerah dengan bahaya cuaca ekstrim dapat dipantau menggunakan teknologi sistem informasi geografis (SIG).

SIG adalah ilmu yang memiliki komponen-komponen yang mengatur pengolahan data spasial, meliputi analisis spasial, agregasi data spasial, dan pemodelan.

Pemodelan spasial adalah aktivitas mengabstraksi fenomena dunia nyata dan kemudian memvisualisasikannya sebagai informasi spasial untuk mendukung proses pengambilan keputusan.

Dengan menggunakan teknologi GIS, dimungkinkan untuk memodelkan risiko cuaca ekstrem secara spasial dengan memvisualisasikan tingkat wilayah risiko cuaca buruk di Indonesia dalam bentuk peta digital. Pemodelan spasial yang digunakan dalam penelitian ini adalah Google Earth Engine (GEE).

Keunggulan GEE adalah dapat memproses dan menyajikan data multi-waktu dengan resolusi spasial yang memadai dengan cakupan perekaman global.

Untuk pengolahan data menggunakan teknologi GIS untuk keperluan penelitian cuaca buruk, digunakan tiga parameter yaitu curah hujan, permukaan tanah, dan kemiringan lereng.

Skor disediakan untuk ketiga parameter ini untuk membantu mengidentifikasi parameter yang menyebabkan cuaca ekstrem.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *