Menjelang Natal Dan Tahun Baru, PBNU Mengimbau Masyarakat Untuk Meningkatkan Toleransi

Liputan6.com, JAKARTA – Ketua Dewan Agama Nahdlatul Ulama KH Ahmad Fahrur Rozi atau biasa disapa Gus Fahrur Rozi menilai situasi keamanan jelang Natal dan Tahun Baru 2023 aman dari aksi ekstrimis.
Rektor PBNU ini menilai toleransi antar umat beragama sangat penting untuk menjaga kerukunan antar umat beragama. PBNU akan aktif melakukan kampanye toleransi antar umat beragama untuk mewujudkan Indonesia yang lebih aman.
Baca juga
Faru Roji, Ketua Umum PBNU, mengatakan, “Kita semua menjaga agama kita dengan baik, tapi jangan berlebihan hingga mengganggu keimanan orang lain. Saat Natal, umat Islam harus menghormati dan mendukung umat Kristiani yang merayakan Natal.”
Fakhrour Rozi menjelaskan, jelang Natal dan Tahun Baru, PBNU akan terlibat menjaga keamanan dan ketertiban dalam bentuk yang tidak mencegah intoleransi berbasis ekstrimis.
Dia menjelaskan bahwa ekstremisme lahir dari kesalahpahaman agama yang tidak lengkap dan sebagian ditransfer.
Untuk itu, Presiden PBNU menekankan peran guru dalam menciptakan pertarakan beragama di Indonesia. Hal ini sangat penting karena berfungsi sebagai acuan cara berpikir siswa. Dan jika seorang guru yang melampaui batas mengajar para ekstrimis, dia akan menghasilkan murid-murid yang ekstrimis.
Ahmed Fakhrour Rozi mengatakan, “Materi itu penting, tapi guru yang menyampaikan itu yang paling penting. Oleh karena itu, bisa diterima bisa juga tidak tergantung siapa yang menyampaikan.”
Lebih lanjut, Ahmad Faror Rozi menjelaskan bahwa moderasi beragama harus dimulai dengan sikap yang tidak memihak. Semua komunitas agama harus memberi ruang bagi perbedaan pendapat dan interpretasi orang yang sama atau berbeda agama.
“Keadilan adalah kata kuncinya. Islam mengajarkan bahwa tidak boleh ada kebencian yang menjadikannya tidak adil, kita tidak boleh merasa benar sendiri, kita tidak bisa dipaksa, kita harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain,” kata Presiden PBNU itu. .ditambahkan.
Presiden Joko Widodo juga bekerja keras untuk menjaga kerukunan antarumat beragama untuk menjaga keutuhan negara, termasuk program tara.
Oleh karena itu, komitmen kuat Presiden Joko Widodo dalam menjaga kerukunan umat beragama harus diikuti oleh semua partai politik, terutama generasi muda yang akan memimpin negara.
“Di Indonesia khususnya, kefanatikan yang melibatkan kekerasan fisik dan verbal harus dihilangkan. Sikap sulit yang menyebabkan perpecahan sosial harus dihilangkan di negara yang kita cintai ini,” kata Jokowi.