Kasus COVID-19 Meningkat, Dinas Kesehatan DKI Jakarta Mengimbau Warga Tetap Menggunakan Masker

Jakarta, Indonesia Covid-19 Meningkat Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Per kemarin (18-04-2023) Selasa, ada tambahan 1.343 kasus positif.
Bahkan, Senin (17/04/2023) ekspansi jinak Corona 725 bertambah sebanyak 725 orang.
Di antara kasus yang meningkat tersebut, DKI Jakarta menjadi negara penyumbang kasus terbanyak dengan total 543 kasus. Disusul Jawa Barat dengan total 235 kasus dan Jawa Timur dengan total 183 kasus.
Terkait hal tersebut, Dinas Kesehatan Masyarakat (Dinkes) DKI Jakarta meminta warga untuk selalu menggunakan masker sebagai persiapan menghadapi penyebaran Corona 19 selama musim liburan. Masker diharapkan digunakan dalam situasi ramai, seperti warga sakit atau mudik.
Pada Rabu (19 April 2023), Dr. Ngabela Salama, Direktur Epidemiologi dan Pengawasan Imunisasi dan Vaksinasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, mengatakan melalui pesan singkat.
Secara terpisah, Ngapila mengimbau masyarakat Jakarta untuk tetap fit dengan selalu makan dan istirahat yang cukup.
“Jaga kondisi tubuh: makan, tidur, istirahat yang cukup, dan jangan merasa lelah atau stres,” tambah Ngabela.
Selanjutnya, ia meminta warga yang mengalami komplikasi untuk selalu membawa obatnya, terutama saat pulang.
“Penderita penyakit penyerta harus tetap minum obat, terutama saat pulang. Jumlahnya cukup dan tidak habis saat pulang. Obat diminum secara teratur,” kata Ngabela.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Kesehatan (MINEX) Budi Gunade Sadkin memastikan status kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Lebaran 2023 masih terkendali meski terdeteksi substrain Omicron BA.1.16 atau Arcturus di Indonesia.
“Arcturus sudah di (Indonesia) sekitar 3 minggu dan sekarang sudah menyebar dan (kasus COVID-19) akan bertambah,” kata Budi di Jakarta, Selasa (18/4).
Bodhi mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan ambang Tier 1 untuk jumlah maksimum kasus Covid-19 sebanyak 8.000 per hari. Sampai saat ini penambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 1.300.
“Kalau angka Indonesia masih di bawah 8.000, itu masih dalam batas aman WHO,” katanya.