Golkar Mendorong KIB Untuk Mendorong Orang Dalam Mencalonkan Diri Sebagai Presiden Atau Wakil Presiden Dalam Koalisi Besar

0

JAKARTA – Partai Golkar menyambut positif pernyataan pengamat politik kekuatan politik Indonesia Arif Brothers yang mendorong Aliansi Perstao Indonesia (KIB) mencalonkan pejabat untuk jabatan presiden dan wakil presiden. dalam persatuan besar. Bagi Golkar, Presiden Airlanga Hartatu memang pantas dilihat sebagai calon presiden.

“Apa yang dikatakan para pengamat itu sesuai dengan keinginan seluruh pejabat agar presiden menjadi capres,” kata Sarmoji, Ketua Umum Partai Golkar Jatim, Selasa (18/4/2023).

Wakil Ketua Komite Keenam DRC itu berharap pencalonan presiden sebagai presiden dalam koalisi besar akan memudahkan konsolidasi suara partai. Adapun bagaimana negosiasi harus dilanjutkan, Sarmoji menyerahkan kekuasaan penuh kepada gubernur setelah hasil rapat nasional.

Dia berkata, “Majelis Nasional telah memberi Führer kekuasaan untuk memutuskan jalannya pemilihan presiden.”

Lebih lanjut, Sarmoji mengamini terpilihnya Aliansi Indonesia Bersatu (KIB) untuk bergabung dalam Koalisi Besar dapat tercapai karena mendapat dukungan dari aparat partai yang kuat.

Menurutnya, KIB perlu mendorong eksekutif internal untuk menjadi presiden atau wakil presiden dalam pemerintahan koalisi besar. Ini adalah bagian dari pembagian kekuasaan dengan koalisi lain yang akan digabungkan ke dalam Koalisi Besar.

Sebelumnya, Aref mengatakan pidato penggabungan koalisi besar akan lebih mudah jika KIB merekomendasikan calon presiden atau calon KIB.

KIB mampu mengembangkan proses pembagian kekuasaan dengan mencalonkan salah satu pejabatnya sebagai calon presiden atau wakil presiden dan kemudian mengajukannya ke Aliansi Besar. Indonesia, Saudara Arif, Senin, April. 21/21/2023.

Arif menilai, bergabungnya KIB-KIR ke dalam Aliansi Besar tidak lepas dari peran Jokowi. Dengan restu Jokowi, dia akan menyatukan dua koalisi dan menjadi negara adikuasa. Kekuatan ini mampu menguasai PDIP meski Jokowi adalah eksekutif PDIP.

Artinya, koalisi besar yang diusung Jokowi akan berhadapan dengan PDI-P sebagai satu-satunya koalisi dengan calon presiden dari Dinasti Sukarno.

Ia menambahkan, “PDIP ingin berkoalisi besar karena muncul cerita Prabowo-Iranga dan PDIP tidak ingin tetap menjadi salah satu partai yang mendukung pemerintah.”

Arif menambahkan, PDIP menyadari jika koalisi besar terbentuk kemungkinan besar akan kalah. Keyakinan bahwa PDIP adalah pemilik koalisi merupakan jawaban atas ketakutan bahwa PDIP akan tersingkir dari koalisi.

Dia menambahkan, “Oleh karena itu, Partai Progresif Demokratik harus mengambil langkah yang bermartabat sebagai negara tuan rumah dari pemerintahan koalisi.”

Di sisi lain, calon presiden Park Jokowi menunjukkan kecenderungan yang menguntungkan terhadap Prabowo Subianto. Arif menambahkan, jika Prabowo mendapat restu dari Jokowi, maka jabatan wakilnya akan berpindah ke KIB yakni Airlangga atau sebaliknya.

Untuk itu, jika PDIP diikutsertakan dalam pidato pembubaran koalisi besar, akan sulit menyatukan partai berkuasa dan oposisi jika partai tersebut mendorong calon dari eksekutif untuk mengamankan calon presiden koalisi besar tersebut.

“PDIP jelas akan mencari kandidat untuk kursi presiden atau Kawapper, dan koalisi besar kemungkinan akan mendukung Prabowo-Ilanga. Akan sulit bagi DPP untuk mendapatkan calon presiden karena Prabowo atau Airanga sudah ditetapkan untuk mencalonkan diri. .” dikatakan.

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *