Dan Boasloo Mengakui Sulitnya Mengatur Kebijakan Keuangan Dalam Menunaikan Zakat Di Bulan Ramadan

0

 Jakarta – Ketua Komisi Pengawas Pemilu (Bwaslu) Rahmat Bagja mengaku sulit menindak kebijakan pendanaan yang terikat zakat selama Ramadan. Dan Boislow khawatir jika mereka melakukan sesuatu yang menentangnya, itu akan seperti melarang orang yang ingin memberi perpuluhan.

“Jika sulit untuk memaksakan zakat, itu termasuk dalam zakat, belanja, dan zakat. Maka kita perlu belajar lebih dalam dengan teman-teman yang beragama, dan kita tidak ingin masuk ke ranah itu.” Kata Bagja . Konferensi pers. Boaslow Office, Jakarta Pusat, Kamis (6/4/2023).

Baga mengatakan Boasloo tidak berhak mengganggu politisi yang mencoba melakukan pekerjaan amal selama bulan puasa. Tapi Boiselot juga tidak bisa mengizinkan kampanye rahasia di tempat ibadah.

Baja mengatakan tantangan kebijakan fiskal muncul selama masa pemilu, yang bertepatan dengan bulan Ramadan. Pada saat itu, bantuan disalurkan dalam apa yang diduga sebagai kampanye rahasia.

“Saat itu sedang kampanye dan saat itu kami berkoordinasi dengan Kementerian Kebudayaan Islam dan ormas untuk komunikasi sosial dengan distribusi zakat yang baik. kampanye,” katanya.

Kampanye terselubung tidak hanya dilakukan di masjid, tetapi Bagja juga dapat terus menyasar tempat ibadah lainnya. Dia menegaskan, Boaslu tidak hanya berniat menindak beberapa tempat ibadah.

“Nanti misalnya, apalagi di masa pemilu, sebelum 25 Desember, sebelum Natal, teman-teman (peserta pemilu 2024) harus hati-hati, jadi tempat ibadah pun diperlakukan sama. ”

Sebuah video pendek tiba-tiba tersebar di media sosial. Video tersebut menyertakan amplop merah yang menggambarkan kepala banteng. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jatim Saeed Abdullah yang tampak dalam video menjelaskan proses pembagian amplop di masjid tersebut.

Saat dihubungi pada Minggu, 26 Maret 2023 (26 Maret 2023) oleh merdeka.com, Saeed mengatakan, “Saya dari PDIP dan akan menawarkan kepada petugas PDIP untuk membayar zakat juga”.

Ia mengatakan, penggunaan amplop bersimbol banteng itu untuk menunjukkan jati dirinya sebagai kader partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri. Saeed menambahkan, zakat merupakan kewajiban pejabat PDIP yang harus dipenuhi.

“Jadi, anggota NPC juga punya uang liburan, dan anggota NPC semuanya sama. Ini bagian dari hubungan dengan anggota. Kalau tidak dibagikan, tanggung jawabnya apa? Kalau dibagikan, ribut. “ucap kata.

“Tapi bagi saya, zakat di mall adalah salah satu rukun Islam. Jika tidak membayar, maka Anda akan kehilangan Islam”.

Video pembagian amplop diunggah di akun Twitter @PartaiSocmed. Selain gambar kepala banteng, amplop tersebut juga menampilkan foto Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Timur (DPC) Saeed Abdullah dan Ketua DPC PDIP Sumenep Ahmed Fawzi.

Unggahan lain memperlihatkan isi amplop yang terdiri dari dua lembar uang Rp 100.000 dan dua lembar uang Rp 50.000.

Koresponden : Muhammad Jnantan Saputra / Merdeka.com

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *