Cuaca Hari Ini Jumat, 24 Februari 2023 Jakarta Diperkirakan Akan Hujan Dari Pagi Hingga Sore Hari

Hujan di Ibukota Jakarta Hari ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan curah hujan ringan akan mendominasi hingga Jumat malam (24 Februari 2023).
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini cuaca dengan kemungkinan hujan disertai petir dan angin kencang di sebagian besar wilayah DKI Jakarta pada sore hari.
Perlu diketahui bahwa ada kemungkinan hujan disertai petir dan angin kencang pada sore hari di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kep. Dan BMKG menyatakan telah mengeluarkan peringatan dini cuaca hari ini (Jumat).
baca juga
Kondisi cuaca yang sama terjadi di empat zona penyangga Jakarta. Hujan sangat ringan pagi ini di Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang.
Hujan disertai petir dan angin kencang siang ini akan berlanjut hingga sore hari, kecuali Tangerang.
“Waspadai potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang antara pagi hingga sore hari untuk sebagian wilayah Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kabupaten Bekasi,” kata BMKG.
Berikut informasi lengkap prakiraan cuaca wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Zapoditapek), dilansir Liputan6.com dari situs resmi BMKG.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga memprediksi cuaca buruk di sebagian wilayah Indonesia pada 22-28 Februari 2023. Oleh karena itu, masyarakat harus waspada terhadap bahaya alam hidrometeorologi.
Anomali adalah kondisi iklim yang tidak biasa dan sangat jarang terjadi pada waktu dan tempat tertentu, terutama yang berpotensi menimbulkan bencana, mengganggu kehidupan sosial, atau menimbulkan korban jiwa.
Menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kejadian cuaca ekstrem menjadi sangat sering terjadi selama 30 tahun terakhir. Peristiwa cuaca ekstrem tersebut terjadi di beberapa provinsi besar di Indonesia, antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Faktor pertama penyebab cuaca ekstrim adalah aktifnya monsun Asia yang secara periodik berhembus dari benua Asia melalui Indonesia hingga ke benua Australia.
Indonesia terletak di garis khatulistiwa yang terpengaruh oleh angin tersebut. Angin periodik menandakan bahwa musim hujan di Indonesia masih berlanjut.
Seiring berlanjutnya cuaca buruk di Indonesia, pola konvergen dan kecepatan angin yang melambat terjadi di banyak wilayah, menyebabkan uap air yang berubah menjadi awan hujan berkumpul di satu wilayah dan meningkatkan kerapatan air yang jatuh. Akibat konvergensi dan perlambatan ini, hujan lebat dan berkepanjangan dapat terjadi.
Faktor terakhir adalah suhu permukaan laut yang hangat di Indonesia dan sekitarnya, yang memungkinkan air menguap dengan mudah dan terkumpul dalam awan hujan, menghasilkan uap air yang cukup banyak sehingga membentuk awan hujan dan membentuk fenomena atmosfer. gelombang pasang.
Gelombang cuaca ini dapat meningkatkan peluang hujan karena udara lembab di banyak wilayah Indonesia.
Yang dapat diakibatkan oleh cuaca buruk di Indonesia adalah hujan lebat disertai petir dan angin kencang, atau biasa disebut badai petir. Hujan deras dapat menyebabkan banjir, tanah longsor, dan puting beliung. Tornado merupakan fenomena cuaca paling ekstrim saat musim hujan.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memperkenalkan sejumlah langkah yang diambil untuk mengantisipasi kejadian cuaca buruk, khususnya dengan mendirikan pusat kesiapsiagaan dan memantau dengan seksama informasi cuaca dan/atau peringatan dini dari BMKG dan Pusat Bencana Vulkanik dan Geologi. Arus mitigasi digunakan untuk menentukan perkembangan situasi.
Selain itu, pemerintah kota dan jajarannya harus menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menghadapi banjir dan tanah longsor yang disebabkan oleh cuaca buruk. Dalam hal ini, pertimbangan harus diberikan untuk menyebarluaskan informasi tentang kemungkinan bencana kepada masyarakat melalui saluran informasi seluas-luasnya.
Daerah dengan bahaya cuaca ekstrim dapat dipantau menggunakan teknologi sistem informasi geografis (SIG). SIG adalah ilmu yang memiliki komponen-komponen yang mengatur pengolahan data spasial, meliputi analisis spasial, agregasi data spasial, dan pemodelan.
Pemodelan spasial adalah aktivitas mengabstraksi fenomena dunia nyata dan kemudian memvisualisasikannya sebagai informasi spasial untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Dengan menggunakan teknologi GIS, dimungkinkan untuk memodelkan risiko cuaca ekstrem secara spasial dengan memvisualisasikan tingkat wilayah risiko cuaca buruk di Indonesia dalam bentuk peta digital. Pemodelan spasial yang digunakan dalam penelitian ini adalah Google Earth Engine (GEE).
Keunggulan GEE adalah dapat memproses dan menyajikan data multi-waktu dengan resolusi spasial yang memadai dengan cakupan perekaman global. Untuk pengolahan data menggunakan teknologi GIS untuk keperluan penelitian cuaca buruk, digunakan tiga parameter yaitu curah hujan, permukaan tanah, dan kemiringan lereng. Skor disediakan untuk ketiga parameter ini untuk membantu mengidentifikasi parameter yang menyebabkan cuaca ekstrem.